Hanaken.ID – Berkembangnya teknologi komputer juga membawa pengaruh ke dunia sabon dan apparel. Belakangan ini, sablon digital sudah mulai menggeser metode lama yaitu sablon manual. Metode atau teknik sablonnya pun bermacam-macam.
Pada dasarnya, penyablonan digital menggunakan komputer untuk pembuatan desainnya. Pencetakannya pun dikendalikan oleh komputer tersebut. Mari pahami lebih lengkap tentang jenis sablon tersebut dengan membaca penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Pengertian Sablon Digital
Jika sablon manual atau press memerlukan screen untuk transfer warna ke kain, penyablonan digital tidak memerlukan screen sama sekali. Untuk mentransfer warna atau gambar ke kaos, peran screen digantikan oleh mesin cutter atau printer.
Jadi, tinta atau warna akan ditempelkan langsung ke kaos. Penyablon yang menggunakan sistem digital akan lebih banyak berhadapan dengan layar komputer, bukan tinta atau alat sablon.
Meski diberi nama sablon digital, tidak seluruh prosesnya dilakukan oleh komputer. Masih banyak juga campur tangan manusia dalam proses penyablonan ini. Namun prosesnya jauh lebih cepat dan sederhana jika dibandingkan dengan sablon manual atau screen.
Jenis-jenis Sablon Digital
Saat ini terdapat 5 teknik yang digunakan dalam penyablonan digital. Untuk selengkapnya, silakan simak penjelasan yang akan disampaikan di bawah ini.
1. Sablon Transfer Paper
Seperti namanya, penyablonan yang satu ini menggunakan sebuah kertas khusus yang disebut transfer paper. Desain akan dicetak terlebih dahulu di atas kertas tersebut. Untuk mentransfernya ke kain digunakan alat yang heat press dengan suhu 100 hingga 150 derajat celcius.
Ada beberapa keunggulan dari sablon transfer paper, antara lain:
- Dapat digunakan untuk banyak jenis kain mulai dari katun, kanvas, polycotton, hingga sutera
- Prosesnya relatif cepat
- Bisa mencetak berbagai gambar meskipun rumit
Namun ada juga kelemahan dari teknik sablon yang satu ini, antara lain:
- Gambar mudah mengelupas, bahkan hanya dalam 10 hingga 20 kali pencucian
- Perlu penanganan khusus saat mencucinya
2. Sablon Direct to Garment (DTG)
Berbeda dengan teknik transfer paper, sablon DTG sama sekali tidak menggunakan media perantara untuk mentransfer gambar ke kain. Mesin printer akan mencetak gambar secara langsung ke atas permukaan kain, prinsipnya seperti mencetak dokumen.
Sablon DTG disukai karena memiliki beberapa keunggulan di bawah ini:
- Sablon dapat menyerap hingga ke serat kain dan teksturnya lembut saat diraba
- Cocok untuk desain full color dan rumit
- Proses lebih mudah karena bisa sekali jadi
Namun sablon DTG juga memiliki beberapa kelemahan yang sebaiknya dipertimbangkan.
- Hasilnya kurang optimal jika menggunakan kain berwarna gelap
- Warna sablon juga kurang presisi jika dicetak di kain yang bukan katun
- Tidak support untuk ukuran besar
3. Sablon Ecosolvent
Prinsip penyablonan ecosolvent kurang lebih sama seperti transfer paper. Namun tinta yang digunakan adalah khusus ecosolvent. Desain yang sudah dicetak di atas kertas khusus akan dipotong sesuai dengan plotter.
Agar bisa gambar bisa menempel dengan baik di kain, dibutuhkan pemanasan dengan suhu 200 derajat celcius. Di bawah ini adalah beberapa keunggulan yang dimiliki oleh sablon digital ecosolvent.
- Warna yang dihasilkan lebih cerah dan cocok untuk desain yang rumit
- Cocok untuk diaplikasikan pada kain apa saja, bahkan untuk pakaian renang
- Biaya lebih murah
- Mendukung pencetakan gambar berukuran besar lebih dari 1 meter
Setiap teknik sablon tentu memiliki kekurangan, begitu juga dengan ecosolvent.
- Sablon hanya menempel di permukaan, tidak menyerap sampai serat kain
- Hasil ecosolvent mudah mengelupas saat tergores jika tidak dilaminasi.
4. Sablon Sublimation
Teknik sablon sublimasi atau sublimation memiliki prinsip cetak seperti transfer paper maupun ecosolvent. Gambar akan dicetak terlebih dahulu pada sebuah kertas sublimasi. Selanjutnya, gambar akan ditransfer ke kain menggunakan mesin heat press dengan suhu 200 hingga 250 derajat Celcius.
Teknik sublimasi lebih cocok untuk kain polyester karena hasilnya lebih cerah. Selain itu, prosesnya yang cepat juga sangat disukai untuk menghasilkan pesanan dalam jumlah besar.
Sayangnya, teknik sablon sublimasi memiliki beberapa kelemahan berikut ini.
- Sablon hanya menempel di permukaan kain, tidak meresap sampai ke serat kain.
- Biaya cetak lebih mahal
- Tidak bisa digunakan untuk mencetak desain berukuran besar
- Hanya bisa untuk bahan polyester
- Tidak cocok untuk kaos warna gelap
5. Sablon Polyflex
Pada dasarnya, sistem sablon yang satu ini seperti menempelkan stiker vinyl ke kain. Desain akan dibuat terlebih dahulu, kemudian dieksekusi menggunakan mesin cutter maupun printer. Vinyl dicetak pada transfer paper terlebih dahulu.
Transfer paper ditempelkan ke kain kemudian dipanaskan dengan mesin heat press agar vinyl menempel ke kain dengan erat. Umumnya, sablon ini digunakan pada jersey sepak bola.
Sablon polyflex menggunakan mesin cutting tidak bisa mencetak gambar yang bergradasi. Untuk mencetak desain yang lebih bervariasi dan colorful, bisa menggunakan teknik printing.
Sablon digital lebih disukai karena prosesnya cenderung lebih mudah dan bisa digunakan untuk mencetak berbagai gambar rumit. Namun diperlukan mesin dan peralatan dengan harga cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.